ini beberapa link yang aku baca :
http://dibebaskan.blogspot.com/2013/06/tips-berbicara-dengan-orang-yang-baru.html
http://ariefmaulana.com/memperluas-social-circle-2-%E2%80%93-berkomunikasi-dengan-orang-yang-baru-dikenal/
Beberapa tulisan yang aku baca sangat bermanfaat buat yang mau belajar networking dimana butuh keberanian untuk memulai percakapan dengan orang baru,intinya sih dimulai dengan senyum dan PeDe. Untuk aku sendiri mungkin bisa belajar memperbaiki percakapan dengan orang lain karena beberapa kali hubby bilang klo aku ini kaku jika ngobrol sama orang padahal aku ngerasa aku gampang banget berkomunikasi dengan siapa aja...aku bisa nyambung ke orang yang lebih tua, ke anak-anak juga ABG, klo gitu apa yang salah????
Setelah dipikir-pikir, keliatannya aku tau kelemahanku.... aku tidak cukup terbuka dengan orang lain apalagi klo orang-orang itu lebih tua usianya dariku, seringkali keegoisanku juga keluar dan penunjukan "AKU" nya juga muncul takkala ada orang-orang yang merasa dirinya paling menderita dan malang. Kenapa begitu??? karena sebenernya aku ingin membangkitkan orang itu bahwa banyak cara untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan dengan meratapi dan pasrah,hmmm.... tapi klo aku seperti ini kesannya jadi sok ya....
Jadi aku harus belajar lagi untuk bersihap lebih natural saat bercakap-cakap.
gimana caranya???
Caranya adalah : belajar mendengarkan, belajar empati kepada orang lain dan terpenting adalah pacing leading dengan lawan bicara (sudah mulai keluar bahasa NLP nya dech)
Berbicara mengenai pacing-leading, Kok bisa ya ia punya manfaat yang luas begitu? Bagaimana sih cara kerjanya?
Sederhana kok. Cukup kunjungi kembali presuposisi NLP yang mengatakan bahwa tubuh dan pikiran adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Maka ketika kita mengikuti gerakan seseorang dengan penuh penghayatan, seketika kita pun diajak untuk merasakan kondisi pikiran-perasaan yang sedang ia alami. Tidak mengherankan, jika kemudian pacing-leading merupakan prinsip dasar membangun keakraban. Bagaimana ndak akrab? La wong kita bisa merasakan getaran yang sama dengan rekan bicara kita. Bagaimana ndak merasakan getaran yang sama? La wong kita betul-betul menghayati gerakan tubuh dan pola bahasa yang ia gunakan. Begitu kita berada pada state yang sama, kita pun bisa memiliki ‘gambar’ dan ‘suara’ yang selaras. Dengan sendirinya, kita pun bisa memahami map yang ia gunakan. Dan omong-omong, siapa coba yang tidak senang jika ia dipahami?
Demikianlah, pacing-leading yang diajarkan NLP bukanlah sebuah pepesan kosong berasa. untuk lengkapnya silahkan baca link berikut yang langsung ditulis oleh pakar NLP
http://teddiprasetya.com/neuro-linguistic-programming/nlp-practice/secuplik-tentang-pacing-leading
Oiya, pasti heran kenapa tiba-tiba aku googling dengan keyword seperti diatas? itu karena aku rada bingung seandainya hari minggu besok jadi ketemuan sama temennya hubby. Jadi ceritanya istri dari temennya hubby itu punya masalah (mental block) yang membuat dia jadi menutup diri dengan keluarganya, temennya minta tolong hubby buat terapi, tapi samam hubby malah dilempar ke aku, dia saran coba di pake cara buang limiting belief nya dengan teknik NLP yang aku pelajari. Nah tekniknya sih aku ngerti, masalahnya untuk memulai percakapannya hingga masuk ke permasalahannya yang aku masih kagok secara aku nggak kenal dengan istrinya, aku bukan terapis yang memang dia datangi dan dimintai bantuannya...dalam skenario, posisiku sebagai seorang teman baru yang kemudian membantu dia untuk menghilangkan limiting belief nya.
Ya semoga semuanya bisa berjalan secara natural yaaaa...... kan yang penting niatku tulus membantu orang tsb untuk menghancurkan mental block nya, semoga Tuhan menyertaiku