Friday, February 28, 2014

tentang Sepupuku

Seringkali kita tidak bisa memilah masalah-masalah yang tejadi dalam hidup ini. Masalah pekerjaan, masalah rumah tangga, masalah dengan anak, dengan teman .... numpuk jadi satu dan membulat. Seperti halnya yang sedang dialami saudara sepupuku yang juga teman sekantor.

Beberapa waktu belakangan ini masalah senang banget hinggap didirinya, dari soal rumah kontrakannya yang tidak nyaman untuk ditempati, kemudian mau beli rumah tapi masalah dengan  nominal KPR yang disetujui bank pemberi pinjaman yang jauh dari yang diharapkan, pembantu yang tiba-tiba minta pulang, ntah ada masalah apa lagi dengan suaminya (yang ini mungkin privat kali yaaa), dan pada akhirnya berdampak signifikan terhadap pekerjaannya. Tanpa masalah besar saja sudah seringkali error dan di sindir nggak enak sama teman satu teamnya, apalagi ditambah masalah besar yang sedang dihadapinya. Pekerjaannya jadi tambah kacau, plus tidak ada komunikasi yang baik antar teman se team (kebetulan divisi kami berbeda).

Kalau kesalahan itu ditemukan aku atau stafku dan tidak berpengaruh ke teman teamnya yang lain, kita masih bisa keep (sebenarnya tidak baik untuk dilakukan, tetapi demi menjaga perasaan maka kami olah sedemikian rupa sehingga tidak menyinggung perasaannya), tapi sejak kemarin kesalahan itu berpengaruh ke orang lain walhasil satu team finance itu tau semua dan kesalahan langsung di tunjuk kepadanya. Walaupun kesalahan itu dilakukan bukan cuma olehnya tetapi oleh kasir juga tetapi dengan seenaknya si kasir menunjuk  kata salah kepadanya. Yang menyakitkan buatnya lagi adalah, Atasannya (FM) langsung jeplak "Biarin ntar gue potong gajinya klo salah terus" seolah-olah dia sendiri yang melakukan kesalahan itu. Hari ini, melakukan kesalahan lagi (eits, kesalahan dilakukan beberapa waktu lalu tetapi baru ketauan sekarang) yaitu membuat checklist penerimaan dengan orang yang salah, impact nya adalah: dia sudah meminta kasir untuk membuatkan kwitansi ke orang yang salah. Hari ini, orang tersebut datang ke kantor minta penjelasan, karena dia tidak merasa bayar kok bisa terima kwitansi.... nah, karena kasus ini si nenek lampir (itu panggilannya untuk AR yang cerewet n bawel n reseh)  harus menemui konsumen tersebut dan menjelaskan kesalahannya. Tau sendiri kan klo sudah nenek lampir turun tangga eh maksudnya turun tangan, langsung gempar dunia..... (nah waktu kejadian itu, aku lagi di sekolah karena ada acara science exhibbition jadi nggak lihat segempar apa!!!)

Begitu aku sampai kantor (sekitar jam 10.30 waktu Palem ) sahabatnya yang kebetulan salah satu teamku melapor, menceritakan kejadian tadi ... sebenernya bukan nggossip loh tapi minta advice apa yang harus dia lakukan supaya bisa menenangkan sahabatnya yang lagi galau itu.

Hmmm..... walau nafas masih ngosngosan karena naik tangga 4 lantai, tapi otak sudah mulai berputar,berfikir ... mengingat kembali ajaran suhu Ronny, mengingat apa yang sudah di baca... deeuuhhh apa yaaa...soalnya dia lagi emosi berat, kan percuma di kasih nasehat apapun juga pasti mental.... so, bukan nasehat yang dibutuhkan tapi pelepasan amarahnya (keliatannya ini ilmu yang bakal aku pelajarin dech tahun ini)
Jadilah aku info ke sahabatnya itu supaya menjadi pendengar yang baik, biarkan dia melepaskan amarahnya, kegalauannya, kekecewaannya, emosinya.... apapaun dech (asal jangan sampe kentut juga dilepasin, soalnya itu bisa mengganggu pendengar kan!) Baru setelah dia keluarkan semua amarahnya, ajak dia untuk memaafkan/berdamai dengan dirinya, memaafkan orang-orang yang sudah memusuhinya, memaafkan kesalahan yang sudah dibuatnya.... (sttt...klo metode yang ini ketauan oleh  u know siapa, pasti di bilang "kayaknya aku pernah tau dech cara ini")

Kenapa nggak aku saja yang melakukan???? nggak bisa, sepupuku yang satu itu sebisa mungkin menyimpan masalahnya dariku, bukan karena dia marah sama aku atau nggak suka sama aku tetapi karena gengsinya secara dia menganggap aku adik kecilnya yang harus di bimbingnya bukan yang membimbingnya. Jadi sahabatnya itu perpanjangan tanganku....setiap hal atau masalah yang dialami sepupuku itu aku tau dari sahabatnya, bukan tujuan nggossip loh yaaa tapi lebih ke arah sahabatnya itu minta advice bagaimana menghadapinya, secara akukan sudah belajar NLP(hehehehe....... berguna kan!)

Oiya, tadi setelah istirahat, aku dapat report lagi dari sahabatnya.... katanya dia pengen beli baygon buat di tenggak....deeuuhh belum lagi cerita klo kemarin hampir ngadu dengan innova karena saat pulang itu dalam kondisi amarah tingkat dewa, naik motor udah kayak setan, ngeblank...(eh emang setan bisa naik motor ya?sok teuuu), walau sesekali katanya masih bisa ketawa-ketawa, tapi klo pas hang tuh otak kepikiran lagi hal konyol seperti saat naik tangga sempet juga dia nyeletuk "enaknya g yang nenggak racun apa g racunin laki g ya??" gubraggg....kenapa sekarang lakinya juga mau di racunin???? ooo,apa mo nyari temen yaa???

Aku tau beberapa orang bisa jadi mengalami hal ini, saat tiada jalan hanya kematian yang terlintas dalam pikiran...aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama, bisa di maklumkan karena ketika tekanan jiwa, masalah datang memburu dan merasa tidak ada jalan keluar kita bakal ngerasa hidup ini tak berguna,lebih baik kalau ditinggalkan saja. Saat itulah dukungan teman, sahabat, keluarga sangat dibutuhkan.

Tuhan tau kemampuan kita dalam menghadapi cobaan, jikalau cobaan itu diijinkanNya datang menghampiri, pasti ada penangkalnya yang telah Tuhan sediakan ...

Cici.... tetang semangat dan berusaha menembus semua masalah yaaa.... pasti ada rencana yang indah yang Tuhan rancangkan untukmu....

We are family, don't ever think u're alone!

Godo Bless You


Wednesday, February 12, 2014

Ujian Kesabaran

Hari minggu kemarin (09/02/14) merupakan anniversaryku yang ke 11, dirayakan dengan cara yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu nungguin orang seharian. Seharusnya hari sabtu itu janjian sama penyewa rumah di Poris untuk ngeluarin binatang peliharaannya, eh ternyata si pak Yakob bilang ga bisa hari sabtu, di ganti jadi hari minggu jam 10. Jadilah jam 10 itu kita standby di depan rumah Poris. setelah 30 menit berlalu tidak juga datang orangnya aku sms pak Yakob, dia kasih no HPnya pak Putu (orang yang akan ambil anjing & barang2nya). Aku minta hubby telp ke pak putu tsb dan ternyata orangnya itu tinggal di Depok dan disana hujan deras... dia nggak bisa datang. Hubby telp ke pak Yakob lagi buat kejelasannya, yang jadi masalah utamanya adalah anjingnya yang bau dan tempatku yang juga kotor dengan kotoran si doggy tersebut. Dia bilang dia akan minta tolong iparnya buat ambil anjingnya, dia ga rela anjingnya di lepasin gitu aja (padahal tetangga2 rela ngurusin si doggy itu klo ga diambil sama pemiliknya). Reschedule janji jam 5 sore. Akhirnya kita pulang, makan siang di rumah (karena mami juga sudah masak banyak lauk & sayur di rumah) lalu tidur.

Jam 5 sore kita kembali ke Poris buat ketemu sama iparnya pak Yakob, tapi sampe jam 6.30 orang itu nggak juga muncul batang hidungnya, aku sms lagi pak yakob setengah mengancam akan melepas anjingnya jika orang itu ga datang juga. Sebenernya aku ingin istrinya yg urus serah terima kunci tapi menurut pak Yakob istrinya ada di Jawa, eh tukang roti bilang kemarin baru aja beli roti sama dia di Blok C deket kantor RW (jiaaahhhh....... gubrak deh... jadi aku di boongin@@@)

Untung punya tetangga-tetangga yang care dan baik hati, mereka menyuruh kita untuk menunggu di dalam rumah mereka, tapi hubby menolak dengan halus, ya nggak enak juga lah kan jadi ngerepotin. Tapi pada akhirnya kita masuk juga ke rumah sebelah (AD/6) karena dipaksa sama si kokohnya dengan alasan gerimis. Ga lama masuk ke rumah sebelah, anjing-anjing itu gonggong, hubby keluar dan benar ada mobil yang parkir di depan rumah, rupanya iparnya si bapak itu. Datang juga nggak ada basa-basi boro-boro minta maaf (mungkin memang mereka tidak belajar sopan-santun, its ok lah). Aku katakan kepadanya sebelum anjingnya di bawa tolong dibersihkan dulu kotoran anjingnya, eh dia nggak mau, malah bilang bahwa itu urusan enci sama si yakob, saya ke sini cuma mau ambil anjing saya. Wuah langsung naik darah aku denger dia songong kayak gitu, eh pake boong segala lagi bilang tiap malam adiknya yang kasih makan tuh anjing, padahal jelas-jelas tetangga sebelah rumah yang selalu ngasih makan anjingnya, yo wis ambillah anjingmu cepetan, aku buka pagarnya eh anjingnya malah lari keluar.... setelah itu aku gembok lagi pagarnya dan aku tinggal pulang. Kata tetangga sih orang itu ngejar2 anjingnya sampe sekitar 30 menitan. Ya udah mau gimana, wong dia aja nggak tanggungjawab gitu.

Hari ini, sore aku kembali lagi ke poris buat minta tolong tukang sampah bersihin kotoran anjingnya dan buang barang-barang bekas orang itu yang digeletakin aja di luar. Sudah aku smsin bahwa aku akan bersihkan rumahku sekarang, dari jam 5 di tunggu tidak ada jawaban, jam 6.15 sudah bersih dan aku gembok kembali rumahnya. Jam 7 orang itu baru sms kasih tau klo bafrang-barangnya jangan dibuang, huh.... kalo sudah aku buang memangnya salahku? kan aku sudah kasih tau, kenapa balasnya telat.

Sampai malam kita sms an, dia nggak terima kalo aku  tanyakan keberadaan istrinya, menurutku seharusnya ketika dia di penjara, istrinyalah yang bertanggungjawab urusan rumah itu, tapi dia berdalih bahwa itu urusanku dengan dia jadi ga boleh libatkan istrinya.  Bahwa dia di penjara aja masih kayak gitu sombongnya.

Hubby menegaskan bahwa hari minggu besok batas akhir dia mengeluarkan barang-barangnya, kita lihat aja apakah yang bisa dia lakukan, kesabaran kita sudah habis dipermainkan oleh orang kayak gitu, belum lagi tidak bersyukurnya itu loh, sudah di kasih hati...boleh bayar nyicil, boleh ngutang dulu bayar sewanya eh malah jadi seenaknya sendiri, dan yang paling mengecewakan adalah dia punya istri yang tidak mau tau urusan suaminya....walaupun itu  untuk dia. Mungkin aku yang terlalu negatif menilainya, tetapi dari apa yang kelihatan mataku itu lah yang buat aku mengeluarkan penilaian.

Maaf ya Tuhan, bukan aku tidak bisa berbagi kasih, tetapi untuknya menurutku sudah cukup aku berbagi kasih yang dibalas dengan mengecewakan. Aku bukan Engkau yang penuh kasih yang tidak berkesudahan... aku mau belajar Tuhan...mohon bimbinganMu dan kuatkan aku menghadapinya.



Saturday, February 01, 2014

Bertahan hingga waktu yang tepat

Sudah 13 tahun lebih aku bertahan di perusahaan ini. Bukan sekedar bertahan, I do my best buat perusahaanku... hasilnya memang jabatanku naik di tahun 2006 (setelah 5 tahun kerja) Salary di seusaikan dengan promosi waktu itu. Seiring waktu, perusahaan semakin maju, transaksi semakin banyak hingga tak sanggup lagi aku handle 3 PT + 1 pembukuan pribadi si bos, maka kuajukan untuk promosi jabatan seorang sahabat kepada si bos, setelah dipertimbangkan maka usulan tersebut disetujui dengan catatan aku tidak boleh lepas begitu saja (artinya aku tetap bertanggungjawab dan memberi masukan jika dibutuhkan) sebagai kompensasi aku tetap dapat jatah komisi dari Perusahaan yang aku lepas.

Seperti yang kusampaikan tadi, transaksi perusahaan kian hari kian meningkat, belum lagi pemeriksaan pajak, audit tahunan yang menyita banyak waktu. Pada kenyataannya kenaikan salary tidak seiring dengan kemajuan perusahaan. Sangat menyedihkan ya klo hanya tergantung dari salary. Sudah coba jalanin usaha online hasilnya jg tidak maksimal karena terbatasnya waktu.

Semakin hari, hatiku semakin berontak dengan manajemen.Gimana tidak, manajemen yang buat peraturan, tapi manajemen juga yang melanggar. Hal simple dech... setiap aku mau cari calon staf, di ultimatum bahwa calon tersebut bersedia tidak hamil dalam waktu 2 tahun (jika calon tersebut baru menikah atau akan menikah) dan itu sudah jadi peraturan tidak tertulis, eh kenyataannya ketika manajemen merekrut orang legal, malah sudah hamil 4 bulan. Langsung saja stafku mempertanyakan kepadaku "Kok bisa??? bukannya dulu cici bilang min 2 tahun ga boleh hamil???"
Kasus lain mengenai pemberian komisi bagi staf baru adalah bulan ke 4 terhitung sejak dia masuk, kenyataannya Finance manager yang adalah istri dari si bos merekrut asistennya dan pada bulan ke 2 sudah langsung dapat komisi. Ketika dipertanyakan, jawaban beliau adalah " perjanjian dengan aku seperti itu, lo orang ga usah sirik deh" . Please deh, dipertanyakan itu bukan karena sirik tetapi kenapa peraturan manajemen mengenai perekrutan itu bisa berbeda-beda??? Alasan lainnya beliau adalah " kan dia termasuk karyawan lama" ya memang sih dulu dia pernah jadi karyawan di perusahaan ini sebagai staf aku, tetapi tanpa alasan yang jelas  dan meninggalkan tanggungjawabnya dia resign. setelah 6 bulan kemudian dia contact FM untuk minta kerjaan lagi, dan jadilah asisten beliau.
Kalau lihat perbandingan salary satu sama lain pun, miris banget rasanya..... staf baru itu bisa mendapatkan lebih besar dari orang lama padahal kapasitas dia juga tidak terlalu baik, trus apakah ada adjustment salary untuk orang lama???jangan harap!!! kenaikan salary staf lama adalah suka-suka dari si  bos, penilaian tidak menjamin kenaikan besar...benar kata orang lama yang sudah berpuluh2 tahun kerja disini, ngapain lo kerja keras bela mati-matian perusahaan, toh hasilnya cuma nyape-nyapein diri sendiri aja, mending apa adanya aja... nggak usah bela-belain, rugi sendiri kok. (ini juga sebenernya ga bener.... ga boleh kerja kayak gini, tapi masuk akal klo pada kenyataannya si bos yang punya perusahaan aja kayak gitu kok kelakuannya). Sampai hari ini, aku masih memberikan wejangan pada stafku " bekerjalah dengan cinta, bukan dengan paksaan" walaupun hati ini protes..... jika aku bisa menasehati mereka, sebenernya itu nasehat buat diriku sendiri, penyemangat kerjaku agar tetap bisa melakukan yang terbaik sampai pada waktunya.

Kalau di lihat dari usia,aku harus  berani keluar dari zona nyaman untuk mendapatkan yang terbaik dikemudian hari. Aku harus mulai buat target, tahun ini adalah awal untuk persiapan, semoga semua berjalan lancar dan sukses. Kalau sorang temanku yang dulu sama-sama kerja di Magnet aja sudah bisa  jadi bisnisman, punya perusahaan dan berhasil...masakah aku tidak mampu???

Di kantor ini, aku hanya akan bertahan dan menurunkan ilmu kepada rekan-rekan supaya mereka siap jika aku keluar dari sini.

Mereka siap, aku juga siap....siap membayar lunas cicilan rumah, siap mendapatkan salary tidak tetap, siap menghadapi dunia luar yang mungkin lebih menarik atau bisa jadi mengerikan. Semoga Tuhan menolongku.