Tuesday, November 21, 2006
Pertemuan yang menyenangkan
Akhirnya tercapai juga keinginanku untuk bertemu dengan kawan-kawan SD , konyol yah….. tapi ntah lah keinginan itu muncul begitu saja sejak aku bertemu lagi dengan yeny (salah satu sahabatku di SD). Berkat kerjasama kita berhasil dapat beberapa contact person teman – teman. Hmmm….. mungkin kesannya kurang kerjaan kali yah tapi swear… kita tuh niat banget pengen reunian SD .
Awalnya sih iseng-iseng cerita dengan beberapa temen yang ketemu di Fs tentang niatan itu n mereka menanggapinya dan setuju. Trus mulailah kita hubungi satu persatu temen-temen yang ada di list…. Hasilnya tanggal 18 November 2006 jam 17.00 wib kita bisa ngumpul di Metropolis Fooodcourt (walaupun yang datang Cuma 14 orang) dari sekitar 20 anak yang kita ajak, tapi seru banget dech….Beberapa orang kelihatan berubah tapi banyak juga yang wajahnya tidak berubah , padahal sudah 15 tahun kita tidak bertemu. Kasian satu temanku, karena dia datang dengan anaknya yang masih berusia 1 th 10 bulan, sehingga sibuk dengan anaknya sampai-sampai beberapa temenku yang datang terlambat mengiranya babby sitter…hahahahaha…… tega banget sich…….. sampai segitu gak ngenalinnya….
Walaupun semasa SDnya kita nggak deket, kemarin kita bisa ngobrol n’ bersenda gurau bareng….. rasanya nyambung apa yang dibicarakan… Apalagi ada korban yang bisa dijadikan kambing hitam kita supaya ada topic pembicaraan…. Semua mengalir begitu saja… nggak kerasa sampai jam 20.00 kita baru bubar.
Rencananya kita bakal ketemuan lagi tanggal 16 Desember di waktu dan tempat yang sama, tapi buat ngebahas acara reuni kita yang sesungguhnya. O iya kemarin tuh kita sekalian bentuk panitia Reuni loch… dan akhirnya Majeng bersedia jadi tumbal kita menempati posisi ketua. Thanks ya friends….. berkat kehadiran kalian kemarin kita bisa merencanakan reuni kita.
Oiya, satu tugasku yang rada sulit…gimana yah cara menghubungi Pak Bowo & Pak Nusad ??? Masalahnya mereka sudah tidak lagi mengajar di sekolahku yang dulu…. Kalau saja mereka baca tulisanku ini….. atau, kalau saja mereka punya friendster kan aku tidak perlu repot-repot mencari….
Sunday, November 19, 2006
Friday, November 17, 2006
RESEP KEBAHAGIAAN
Untuk membangun kehidupan yang bertujuan dan berbahagia, kita harus melatih belas kasih dan kebijaksanaan, dua sayap yang akan membawa kita mencapai puncak kesempurnaan manusia. Jika kita mengembangkan aspek emosional dengan mengabaikan sisi intelektual, kita akan menjadi si bodoh yang baik hati. Sedangkan mengembangkan sisi intelektual dengan mengabaikan aspek emosional, akan membuat kita menjadi si pintar yang berhati dingin, yang tidak memiliki tenggang rasa terhadap orang lain. Oleh sebab itu, agama mengajarkan kita untuk bijaksana dan memiliki belas kasih dimana keduanya harus dikembangkan bersama untuk mencapai pembebasan. Kehidupan yang baik diilhami oleh cinta kasih dan dituntun oleh kebijaksanaan.
Apa itu belas kasih? Belas kasih adalah cinta, derma, kebaikan, dan tenggang rasa. Belas kasih adalah sikap yang didasarkan pada cinta dan perhatian pada semua mahkluk, terutama pada saat mereka berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan
Dan apa itu kebijaksanaan? Kebijaksanaan adalah memahami segala sesuatu sebagaimana adanya dan bertindak berdasarkan nilai-nilai luhur pikiran.
Resep kebahagiaan sebenarnya sederhana. Kebahagiaan adalah keadaan pikiran, yang tidak bisa ditemukan dalam benda materi, seperti kekayaan, kekuasaan atau ketenaran. Mereka yang menghabiskan seluruh hidupnya untuk memupuk kekayaan lebih dari yang mereka butuhkan, akan menyesal dan kecewa menemukan , setelah terlambat , setelah menemukan bahwa uang di dunia ini tidak dapat membeli kebahagiaan sejati meskipun hanya sebutir.
Tidak ada orang yang bisa berbahagia sebelum ia merasa berkecukupan terhadap dirinya sendiri.
Kebahagiaan adalah parfum yang tak bisa kau percikan kepada orang lain tanpa dirimu sendiri tertetesi sedikit.
Setiap manusia mendambakan hidup bahagia. Kebahagiaan bukan sesuatu yang terjadi begitu saja. Kebahagiaan adalah keadaan kesadaran yang tidak tergantung pada selesa fisik dan nafsu.
Nafsu yang tidak terpuaskan adalah sebab utama penderitaan. Lepaskan nafsu, maka kita akan terbebas dari ketidakbahagiaan.
============================================================================
Semoga kutipan dari buku yang baru aja aku baca bisa membantu kita semua mencapai satu titik akhir yakni hidup bahagia.
Turut Berduka Cita
=====================================================================================
Satu lagi khabar duka cita ku dengar dari koko ku hari rabu malam….. sepulangku dari brevet aku menelpon ke HP nya untuk menanyakan keberadaannya sebab sejak rabu pagi aku telepon ke rumahnya tidak diangkat padahal hari itu adalah hari ulang tahun keponakanku Elam (anak koko) . Ternyata dia nggak ada di rumah melainkan di Rumah Duka Abadi….. spontan aku Tanya “siapa yang meninggal ko?” disebutnya satu nama yang tidak asing bagiku “Ci Iit”. Aku kaget sejenak berfikir kok bisa??? Usianya masih cukup muda, sekitar 35 tahun. Ci Iit adalah saudara sepupuku, walaupun rumah kami tidak berdekatan tapi masa kecil kami sering juga berkumpul bersama.
Saat itu, mobil hampir berbelok ke arah tol kebun jeruk, langsung saja aku minta sopir untuk lurus menuju rumah duka Abadi.
Sesampainya di sana, sempet bingung juga sih, karena ada 2 ruang yang terpakai … kucoba lihat orang-orang yang ada diluar ruang, tidak kukenal…ku cari koko ku juga tidak ketemu…akhirnya nekad aku masuk kesalah satu ruang yang didepannya ada karangan bunga bertuliskan “Itnawati” dan syukurlah aku bisa menemukan mami disana. Ku lihat ci santy dengan wajah mendung…. Dan adik-adiknya yang lain berkumpul didepan peti jenasah. Semua yang hadir hikmat mendengarkan khotbah dari Pendeta . Sedikit disampaikan keinginan ciciku itu apabila ia sembuh, ia ingin keliling dari RS ke RS untuk memberikan kesaksian..tapi ternyata Tuhan berkehendak lain…Tuhan segera angkat penderitaannya dan membawanya ke kehidupan kekal.
Saat penghormatan terakhir , kami keluarga & kerabat memberikan parfum disekeliling peti, kulihat wajahnya yang damai …. Selamat jalan Ci It… Semoga cici mendapat tempat yang layak di sisi Bapa di Sorga.
=====================================================================================
Satu lagi khabar duka cita ku dengar dari koko ku hari rabu malam….. sepulangku dari brevet aku menelpon ke HP nya untuk menanyakan keberadaannya sebab sejak rabu pagi aku telepon ke rumahnya tidak diangkat padahal hari itu adalah hari ulang tahun keponakanku Elam (anak koko) . Ternyata dia nggak ada di rumah melainkan di Rumah Duka Abadi….. spontan aku Tanya “siapa yang meninggal ko?” disebutnya satu nama yang tidak asing bagiku “Ci Iit”. Aku kaget sejenak berfikir kok bisa??? Usianya masih cukup muda, sekitar 35 tahun. Ci Iit adalah saudara sepupuku, walaupun rumah kami tidak berdekatan tapi masa kecil kami sering juga berkumpul bersama.
Saat itu, mobil hampir berbelok ke arah tol kebun jeruk, langsung saja aku minta sopir untuk lurus menuju rumah duka Abadi.
Sesampainya di sana, sempet bingung juga sih, karena ada 2 ruang yang terpakai … kucoba lihat orang-orang yang ada diluar ruang, tidak kukenal…ku cari koko ku juga tidak ketemu…akhirnya nekad aku masuk kesalah satu ruang yang didepannya ada karangan bunga bertuliskan “Itnawati” dan syukurlah aku bisa menemukan mami disana. Ku lihat ci santy dengan wajah mendung…. Dan adik-adiknya yang lain berkumpul didepan peti jenasah. Semua yang hadir hikmat mendengarkan khotbah dari Pendeta . Sedikit disampaikan keinginan ciciku itu apabila ia sembuh, ia ingin keliling dari RS ke RS untuk memberikan kesaksian..tapi ternyata Tuhan berkehendak lain…Tuhan segera angkat penderitaannya dan membawanya ke kehidupan kekal.
Saat penghormatan terakhir , kami keluarga & kerabat memberikan parfum disekeliling peti, kulihat wajahnya yang damai …. Selamat jalan Ci It… Semoga cici mendapat tempat yang layak di sisi Bapa di Sorga.
Wednesday, November 08, 2006
BERITA DUKA CITA
====================================================================================
Hari ini merupakan hari dimana kami sekeluarga mengantar kepergian om ku, om Ang Yan Kim. Beliau telah berpulang kembali kepada Tien, satu-satunya yang paling berkuasa atas kehidupan ini. Aku sedih tapi ntah kenapa aku bisa bertahan untuk tidak meneteskan air mata... Aku merasakan apa yang sepupuku rasakan karena 3 tahun yang lalu aku sudah mengalaminya. Memang sangat menyakitkan apabila kita ditinggalkan orang yang sangat kita kasihi, ditinggalkan untuk selama-lamanya. Tapi semua orang memang harus meninggalkan dunia fana ini, so kita tidak bisa mengelak apabila salah satu dari kita jalan terlebih dahulu karena itu sudah menjadi kehendakNya dan harus di yakini kalau itu adalah jalan yang terbaik.
Di saat larut dalam kesedihan, kulihat segurat tawa dari anak-anaknya yang ditinggalkan. Akupun tersenyum melihat adat istiadat yang diberlakukan saat upacara pemakaman. Adat itu bermula dari saat peti masuk kedalam liang, dimasukkannya juga seekor ayam hidup (tapi ayamnya langsung terbang lagi), kemudian pecah kelapa, tebar biji-bijian dan uang koin sementara keluarga berkumpul untuk berebut mengambil biji-bijian & uang logam yang dilemparkan tersebut, yang terakhir adalah pembakaran miniatur rumah,tempat tidur dan mobil serta uang-uangan untuk dikirimkan ke om ku. Itu semua adat-istiadat china yang masih melekat dikeluarga om ku ( terus terang keluargaku pribadi sudah tidak lagi menjalankan adat istiadat tersebut sejak kita berpindah agama) buat aku itu semua adalah hiburan buat keluarga yang sedang larut dalam kesedihan. Dengan begitu keluarga sedikit terhibur. Ntah asumsiku benar atau tidak, hanya saja aku berfikir secara rasional bukan untuk menyalahi adat istiadat melainkan untuk pemahamanku pribadi. Mohon maaf ya jika asumsiku ini salah.
TURUT BERDUKA CITA atas kepergian Om Ang Yan Kim, semoga kasih Allah menyertai keluarga yang ditinggalkannya dan memberikan kekuatan serta penghiburan.AMIN
====================================================================================
Hari ini merupakan hari dimana kami sekeluarga mengantar kepergian om ku, om Ang Yan Kim. Beliau telah berpulang kembali kepada Tien, satu-satunya yang paling berkuasa atas kehidupan ini. Aku sedih tapi ntah kenapa aku bisa bertahan untuk tidak meneteskan air mata... Aku merasakan apa yang sepupuku rasakan karena 3 tahun yang lalu aku sudah mengalaminya. Memang sangat menyakitkan apabila kita ditinggalkan orang yang sangat kita kasihi, ditinggalkan untuk selama-lamanya. Tapi semua orang memang harus meninggalkan dunia fana ini, so kita tidak bisa mengelak apabila salah satu dari kita jalan terlebih dahulu karena itu sudah menjadi kehendakNya dan harus di yakini kalau itu adalah jalan yang terbaik.
Di saat larut dalam kesedihan, kulihat segurat tawa dari anak-anaknya yang ditinggalkan. Akupun tersenyum melihat adat istiadat yang diberlakukan saat upacara pemakaman. Adat itu bermula dari saat peti masuk kedalam liang, dimasukkannya juga seekor ayam hidup (tapi ayamnya langsung terbang lagi), kemudian pecah kelapa, tebar biji-bijian dan uang koin sementara keluarga berkumpul untuk berebut mengambil biji-bijian & uang logam yang dilemparkan tersebut, yang terakhir adalah pembakaran miniatur rumah,tempat tidur dan mobil serta uang-uangan untuk dikirimkan ke om ku. Itu semua adat-istiadat china yang masih melekat dikeluarga om ku ( terus terang keluargaku pribadi sudah tidak lagi menjalankan adat istiadat tersebut sejak kita berpindah agama) buat aku itu semua adalah hiburan buat keluarga yang sedang larut dalam kesedihan. Dengan begitu keluarga sedikit terhibur. Ntah asumsiku benar atau tidak, hanya saja aku berfikir secara rasional bukan untuk menyalahi adat istiadat melainkan untuk pemahamanku pribadi. Mohon maaf ya jika asumsiku ini salah.
TURUT BERDUKA CITA atas kepergian Om Ang Yan Kim, semoga kasih Allah menyertai keluarga yang ditinggalkannya dan memberikan kekuatan serta penghiburan.AMIN
Friday, November 03, 2006
Kasih ALLAH
====================================================================================
Kumiringkan badanku ke kiri kemudian kekanan, berharap rasa sakit dikepalaku sedikit berkurang dengan mengatur posisi tidurku. Tapi ternyata tidak terlalu menolong. Rasanya serba salah , mau tiduran ‘gak enak, mau duduk juga pusing, mau nonton TV ngerasa gak nyaman, Sakit kepalaku semakin menjadi-jadi .
Sudah sekian lama ini aku sering dikunjungi oleh penyakit yang satu itu, ntah apa yang salah dengan kepalaku. Semakin hari keadaanku semakin lemah, tapi aku berusaha bertahan agar tidak satupun keluargaku tahu. Aku tidak mau membebani kedua orang tuaku dengan keadaanku, keadaan mereka saja sudah cukup susah, apakah pantas aku tambahkan lagi beban mereka???
Sesekali aku pergi ke dokter ketika rasa sakit itu tidak lagi dapat ku tahan, awalnya diagnosa dokter hanyalah migran, dokterpun memberitahuku kalau itu bisa disebabkan karena anemia (kurang darah). Pernah juga aku dibawa ke klinik oleh sahabatku karena aku pingsan di jalan. Dokterpun mengatakan aku Hopogikemi (kekurangan zat gula) dan aku diberi minum the gula yang sangat kental. Tapi lama kelamaan aku merasa bukan hanya itu saja. Sakit kepala ini seakan-akan menyedot seluruh tenagaku untuk menahan rasa sakitnya. Tapi aku bisa apa, rasanya tidak mungkin aku memeriksakan diri ke rumah sakit besar dengan peralatan yang canggih , biayanya pasti mahal sekali, dari mana aku mengumpulkan uang untuk membayar biayanya???
O Tuhan, apa yang harus kuperbuat agar aku dapat bertahan tanpa rasa sakit ini??? Aku menangis bagaikan seorang anak kecil yang memohon kepada Bapa nya agar dikabulkan keinginannya. Dalam diam aku merasakan kekuatan yang sebelumnya tidak pernah aku rasakan, aku merasakan kasihNya yang begitu besar…. Aku percaya bahwa aku tidak dibiarkanNya menanggung beban ini sendiri.
Suatu pagi, ketika aku hendak bangun dari tidurku, tiba-tiba rasa sakit itu menyerang lagi…. Aku oleng dan blank…. Gelap semuanya. Begitu sadar aku melihat kedua orangtuaku di sisi tempat tidur yang aku rasa bukan tempat tidurku, kamarnyapun berbeda dari kamar tidurku. “Aku dimana” aku bertanya pada ibu. Kulihat wajah ibu sedih, dan masih tersisa bekas air mata ibu di pipinya. Ibuku menangis, apa yang terjadi denganku???
Akhirnya hal yang paling menakutkan terjadi, menurut diagnosa dokter, aku mengindap penyakit tumor otak… penyakit yang memang sebelumnya sudah kuduga…. Aku takut sekali, takut dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar rumah sakit ini.Dari mana ayah dan ibuku mendapatkan uang banyak agar bisa menutup biayanya??? Hasil dagang mereka hanya cukup untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah aku dan adik-adikku. Setahu ku ayah tidaklah punya simpanan. Bagaimana ini???
Ku paksa ayah untuk membawaku keluar dari Rumah sakit, aku tidak mau berlama-lama disini, awalnya ayah menolak dengan alasan aku harus dioperasi dulu, sembuhkan dulu penyakitnya. Tapi aku menolak, aku akan merasa bertambah sakit jika aku tetap disini sebab pikiranku jadi bertambah ruwet dengan memikirkan segala biaya dan kemungkinan yang akan terjadi jika aku dioperasi. Demi keluargaku aku rela jika harus meninggalkan dunia ini.
Akhirnya ayah kalah, dibawanya aku pulang kerumah dengan syarat aku harus istirahat total dan rajin makan obat. AKu bersyukur memiliki ayah sebaik dia, walau keadaanku lemah tapi aku masih diberikan kesempatan untuk merasakan cinta di keluargaku. Ayah yang baik, ibu yang sabar dan adik-adikku yang lucu. Rasanya tidak dapat dipungkiri kalau ini semua karena anugrah yang ALLAH berikan buatku.
Dalam doa aku selalu memohon padaNya agar aku mendapatkan mujizat kesembuhan, walau aku tau ALLAH pasti punya rencana yang indah dibalik semuanya ini karena Dia begitu mengasihiku, aku pasrahkan hidupku dalam tanganNya. Itu yang membuat aku merasa damai dan rasa takutku hilang. Aku tau di dunia ini bukan cuma aku yang diberi penyakit, masih banyak diluar sana yang lebih menderita daripada aku. Semoga saja mereka juga diberikan hati yang tegar dalam menjalani penderitaannya dan lebih menyandarkan hidupnya pada Tuhan.
=======================================================================================
Special for teman-teman yang saat ini sedang didera sakit-penyakit yang mungkin cukup menakutkan, percayalah bahwa Allah mengasihimu, tidak akan dibiarkan kamu menanggung sendiri rasa sakit itu.
====================================================================================
Kumiringkan badanku ke kiri kemudian kekanan, berharap rasa sakit dikepalaku sedikit berkurang dengan mengatur posisi tidurku. Tapi ternyata tidak terlalu menolong. Rasanya serba salah , mau tiduran ‘gak enak, mau duduk juga pusing, mau nonton TV ngerasa gak nyaman, Sakit kepalaku semakin menjadi-jadi .
Sudah sekian lama ini aku sering dikunjungi oleh penyakit yang satu itu, ntah apa yang salah dengan kepalaku. Semakin hari keadaanku semakin lemah, tapi aku berusaha bertahan agar tidak satupun keluargaku tahu. Aku tidak mau membebani kedua orang tuaku dengan keadaanku, keadaan mereka saja sudah cukup susah, apakah pantas aku tambahkan lagi beban mereka???
Sesekali aku pergi ke dokter ketika rasa sakit itu tidak lagi dapat ku tahan, awalnya diagnosa dokter hanyalah migran, dokterpun memberitahuku kalau itu bisa disebabkan karena anemia (kurang darah). Pernah juga aku dibawa ke klinik oleh sahabatku karena aku pingsan di jalan. Dokterpun mengatakan aku Hopogikemi (kekurangan zat gula) dan aku diberi minum the gula yang sangat kental. Tapi lama kelamaan aku merasa bukan hanya itu saja. Sakit kepala ini seakan-akan menyedot seluruh tenagaku untuk menahan rasa sakitnya. Tapi aku bisa apa, rasanya tidak mungkin aku memeriksakan diri ke rumah sakit besar dengan peralatan yang canggih , biayanya pasti mahal sekali, dari mana aku mengumpulkan uang untuk membayar biayanya???
O Tuhan, apa yang harus kuperbuat agar aku dapat bertahan tanpa rasa sakit ini??? Aku menangis bagaikan seorang anak kecil yang memohon kepada Bapa nya agar dikabulkan keinginannya. Dalam diam aku merasakan kekuatan yang sebelumnya tidak pernah aku rasakan, aku merasakan kasihNya yang begitu besar…. Aku percaya bahwa aku tidak dibiarkanNya menanggung beban ini sendiri.
Suatu pagi, ketika aku hendak bangun dari tidurku, tiba-tiba rasa sakit itu menyerang lagi…. Aku oleng dan blank…. Gelap semuanya. Begitu sadar aku melihat kedua orangtuaku di sisi tempat tidur yang aku rasa bukan tempat tidurku, kamarnyapun berbeda dari kamar tidurku. “Aku dimana” aku bertanya pada ibu. Kulihat wajah ibu sedih, dan masih tersisa bekas air mata ibu di pipinya. Ibuku menangis, apa yang terjadi denganku???
Akhirnya hal yang paling menakutkan terjadi, menurut diagnosa dokter, aku mengindap penyakit tumor otak… penyakit yang memang sebelumnya sudah kuduga…. Aku takut sekali, takut dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar rumah sakit ini.Dari mana ayah dan ibuku mendapatkan uang banyak agar bisa menutup biayanya??? Hasil dagang mereka hanya cukup untuk makan sehari-hari dan biaya sekolah aku dan adik-adikku. Setahu ku ayah tidaklah punya simpanan. Bagaimana ini???
Ku paksa ayah untuk membawaku keluar dari Rumah sakit, aku tidak mau berlama-lama disini, awalnya ayah menolak dengan alasan aku harus dioperasi dulu, sembuhkan dulu penyakitnya. Tapi aku menolak, aku akan merasa bertambah sakit jika aku tetap disini sebab pikiranku jadi bertambah ruwet dengan memikirkan segala biaya dan kemungkinan yang akan terjadi jika aku dioperasi. Demi keluargaku aku rela jika harus meninggalkan dunia ini.
Akhirnya ayah kalah, dibawanya aku pulang kerumah dengan syarat aku harus istirahat total dan rajin makan obat. AKu bersyukur memiliki ayah sebaik dia, walau keadaanku lemah tapi aku masih diberikan kesempatan untuk merasakan cinta di keluargaku. Ayah yang baik, ibu yang sabar dan adik-adikku yang lucu. Rasanya tidak dapat dipungkiri kalau ini semua karena anugrah yang ALLAH berikan buatku.
Dalam doa aku selalu memohon padaNya agar aku mendapatkan mujizat kesembuhan, walau aku tau ALLAH pasti punya rencana yang indah dibalik semuanya ini karena Dia begitu mengasihiku, aku pasrahkan hidupku dalam tanganNya. Itu yang membuat aku merasa damai dan rasa takutku hilang. Aku tau di dunia ini bukan cuma aku yang diberi penyakit, masih banyak diluar sana yang lebih menderita daripada aku. Semoga saja mereka juga diberikan hati yang tegar dalam menjalani penderitaannya dan lebih menyandarkan hidupnya pada Tuhan.
=======================================================================================
Special for teman-teman yang saat ini sedang didera sakit-penyakit yang mungkin cukup menakutkan, percayalah bahwa Allah mengasihimu, tidak akan dibiarkan kamu menanggung sendiri rasa sakit itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)