Jam 5 sore kita kembali ke Poris buat ketemu sama iparnya pak Yakob, tapi sampe jam 6.30 orang itu nggak juga muncul batang hidungnya, aku sms lagi pak yakob setengah mengancam akan melepas anjingnya jika orang itu ga datang juga. Sebenernya aku ingin istrinya yg urus serah terima kunci tapi menurut pak Yakob istrinya ada di Jawa, eh tukang roti bilang kemarin baru aja beli roti sama dia di Blok C deket kantor RW (jiaaahhhh....... gubrak deh... jadi aku di boongin@@@)
Untung punya tetangga-tetangga yang care dan baik hati, mereka menyuruh kita untuk menunggu di dalam rumah mereka, tapi hubby menolak dengan halus, ya nggak enak juga lah kan jadi ngerepotin. Tapi pada akhirnya kita masuk juga ke rumah sebelah (AD/6) karena dipaksa sama si kokohnya dengan alasan gerimis. Ga lama masuk ke rumah sebelah, anjing-anjing itu gonggong, hubby keluar dan benar ada mobil yang parkir di depan rumah, rupanya iparnya si bapak itu. Datang juga nggak ada basa-basi boro-boro minta maaf (mungkin memang mereka tidak belajar sopan-santun, its ok lah). Aku katakan kepadanya sebelum anjingnya di bawa tolong dibersihkan dulu kotoran anjingnya, eh dia nggak mau, malah bilang bahwa itu urusan enci sama si yakob, saya ke sini cuma mau ambil anjing saya. Wuah langsung naik darah aku denger dia songong kayak gitu, eh pake boong segala lagi bilang tiap malam adiknya yang kasih makan tuh anjing, padahal jelas-jelas tetangga sebelah rumah yang selalu ngasih makan anjingnya, yo wis ambillah anjingmu cepetan, aku buka pagarnya eh anjingnya malah lari keluar.... setelah itu aku gembok lagi pagarnya dan aku tinggal pulang. Kata tetangga sih orang itu ngejar2 anjingnya sampe sekitar 30 menitan. Ya udah mau gimana, wong dia aja nggak tanggungjawab gitu.
Hari ini, sore aku kembali lagi ke poris buat minta tolong tukang sampah bersihin kotoran anjingnya dan buang barang-barang bekas orang itu yang digeletakin aja di luar. Sudah aku smsin bahwa aku akan bersihkan rumahku sekarang, dari jam 5 di tunggu tidak ada jawaban, jam 6.15 sudah bersih dan aku gembok kembali rumahnya. Jam 7 orang itu baru sms kasih tau klo bafrang-barangnya jangan dibuang, huh.... kalo sudah aku buang memangnya salahku? kan aku sudah kasih tau, kenapa balasnya telat.
Sampai malam kita sms an, dia nggak terima kalo aku tanyakan keberadaan istrinya, menurutku seharusnya ketika dia di penjara, istrinyalah yang bertanggungjawab urusan rumah itu, tapi dia berdalih bahwa itu urusanku dengan dia jadi ga boleh libatkan istrinya. Bahwa dia di penjara aja masih kayak gitu sombongnya.
Hubby menegaskan bahwa hari minggu besok batas akhir dia mengeluarkan barang-barangnya, kita lihat aja apakah yang bisa dia lakukan, kesabaran kita sudah habis dipermainkan oleh orang kayak gitu, belum lagi tidak bersyukurnya itu loh, sudah di kasih hati...boleh bayar nyicil, boleh ngutang dulu bayar sewanya eh malah jadi seenaknya sendiri, dan yang paling mengecewakan adalah dia punya istri yang tidak mau tau urusan suaminya....walaupun itu untuk dia. Mungkin aku yang terlalu negatif menilainya, tetapi dari apa yang kelihatan mataku itu lah yang buat aku mengeluarkan penilaian.
Maaf ya Tuhan, bukan aku tidak bisa berbagi kasih, tetapi untuknya menurutku sudah cukup aku berbagi kasih yang dibalas dengan mengecewakan. Aku bukan Engkau yang penuh kasih yang tidak berkesudahan... aku mau belajar Tuhan...mohon bimbinganMu dan kuatkan aku menghadapinya.
Untung punya tetangga-tetangga yang care dan baik hati, mereka menyuruh kita untuk menunggu di dalam rumah mereka, tapi hubby menolak dengan halus, ya nggak enak juga lah kan jadi ngerepotin. Tapi pada akhirnya kita masuk juga ke rumah sebelah (AD/6) karena dipaksa sama si kokohnya dengan alasan gerimis. Ga lama masuk ke rumah sebelah, anjing-anjing itu gonggong, hubby keluar dan benar ada mobil yang parkir di depan rumah, rupanya iparnya si bapak itu. Datang juga nggak ada basa-basi boro-boro minta maaf (mungkin memang mereka tidak belajar sopan-santun, its ok lah). Aku katakan kepadanya sebelum anjingnya di bawa tolong dibersihkan dulu kotoran anjingnya, eh dia nggak mau, malah bilang bahwa itu urusan enci sama si yakob, saya ke sini cuma mau ambil anjing saya. Wuah langsung naik darah aku denger dia songong kayak gitu, eh pake boong segala lagi bilang tiap malam adiknya yang kasih makan tuh anjing, padahal jelas-jelas tetangga sebelah rumah yang selalu ngasih makan anjingnya, yo wis ambillah anjingmu cepetan, aku buka pagarnya eh anjingnya malah lari keluar.... setelah itu aku gembok lagi pagarnya dan aku tinggal pulang. Kata tetangga sih orang itu ngejar2 anjingnya sampe sekitar 30 menitan. Ya udah mau gimana, wong dia aja nggak tanggungjawab gitu.
Hari ini, sore aku kembali lagi ke poris buat minta tolong tukang sampah bersihin kotoran anjingnya dan buang barang-barang bekas orang itu yang digeletakin aja di luar. Sudah aku smsin bahwa aku akan bersihkan rumahku sekarang, dari jam 5 di tunggu tidak ada jawaban, jam 6.15 sudah bersih dan aku gembok kembali rumahnya. Jam 7 orang itu baru sms kasih tau klo bafrang-barangnya jangan dibuang, huh.... kalo sudah aku buang memangnya salahku? kan aku sudah kasih tau, kenapa balasnya telat.
Sampai malam kita sms an, dia nggak terima kalo aku tanyakan keberadaan istrinya, menurutku seharusnya ketika dia di penjara, istrinyalah yang bertanggungjawab urusan rumah itu, tapi dia berdalih bahwa itu urusanku dengan dia jadi ga boleh libatkan istrinya. Bahwa dia di penjara aja masih kayak gitu sombongnya.
Hubby menegaskan bahwa hari minggu besok batas akhir dia mengeluarkan barang-barangnya, kita lihat aja apakah yang bisa dia lakukan, kesabaran kita sudah habis dipermainkan oleh orang kayak gitu, belum lagi tidak bersyukurnya itu loh, sudah di kasih hati...boleh bayar nyicil, boleh ngutang dulu bayar sewanya eh malah jadi seenaknya sendiri, dan yang paling mengecewakan adalah dia punya istri yang tidak mau tau urusan suaminya....walaupun itu untuk dia. Mungkin aku yang terlalu negatif menilainya, tetapi dari apa yang kelihatan mataku itu lah yang buat aku mengeluarkan penilaian.
Maaf ya Tuhan, bukan aku tidak bisa berbagi kasih, tetapi untuknya menurutku sudah cukup aku berbagi kasih yang dibalas dengan mengecewakan. Aku bukan Engkau yang penuh kasih yang tidak berkesudahan... aku mau belajar Tuhan...mohon bimbinganMu dan kuatkan aku menghadapinya.
No comments:
Post a Comment