Sebenernya sejak hari minggu kmrn aku dan hubby sudah ngatur jadwal operasinya. Direncanakan hari rabu masuk untuj persiapan dan kamis pagi (23 okt) sudah bisa di operasi. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Rabu pagi dapat khabar klo emak Yul (mamanya mami mertua) meninggal. Aku sudah niat mo mundurin op nya supaya kita bisa pulang dulu ke Semarang, tapi hubby ngelarang..... Tetep jalan sesuai rencana aja. Sahabatku dikantor juga bilang demikian, menurut mereka kesembuhanku jauh lbh penting dari sekedar ngurusin orang yang meninggal. Akhirnya ok, jam 14.30 setelah anak2 pulang sekolah, aku diantar hubby ke RS Bethsaida. Sampai disana, langsung ke tempat pendaftaran rawat inap.... Tapi ternyata setelah dokter Jusefnya di konfirm, minggu ini beliau tidak bisa dan diundur hari senin 27 okt. Akhirnya aku pulang kembali ke rumah dan meyakini bahwa emang inilah yg terbaik, jadi mami bisa segera pulang ke semarang buat ngurusin emak yang sudah meninggal. Awalnya aku masih ngerasa peduli dan kasian.... Kami berencana untuk menanggung biaya untuk emak yg terakhir kalinya, tapi begitu aku dengar adiknya mami milih peti mati yg harganya 10 jt aku rada kaget, ga salah yaaa.... Padahal waktu papi mertuaku meninggal aja kami tidak membelikannya peti mati yg semahal itu , kenapa? Karena kmi pikir ga worth it, peti itu pada akhirnya dibakar dan hancur, yg penting petinya bagus, rapih....... Dan cukup untuk jenasah nya. Biaya yang harus dikeluarkan ga hanya cuma peti mati kan? Makanya kami berusaha mengatur keuangan sedemikian agar cukup dananya. Eh ini malah seenaknya sendiri mentang-mentang ada yg nanggung. Aku yang mau operasi aja mikir gmn caranya agar tabungan masa depan anak2 jangan sampai terpakai untuk aku, jadi aku juga ga rela klo sampai keganggu untuk menutup biaya yang tidak diperhitungkan tsb.
Oppsss jd nggak ihklas deh..... Ngapain aku repot ngurusin, untuk diriku sendiri saja aku rela cari yang lebih terjangkau biayanya, sampai-sampai kayak gini kejadiannya. Op ku tertunda , rasa sakitnya ga kunjung hilang..... Semoga aku masih diberi kekuatan untuk mengatasinya.
No comments:
Post a Comment