Pagi ini aku menerima khabar yang mengejutkan, pertama saja sudah terkejut karena tumben banget ada sms dari OG2, begitu aku buka, isi smsnya lebih mengejutkan lagi. "Berita dukacita telah berpulang hari ini kepangkuan Bapa di Surga saudari terkasih kita Rini Maryani", setelah baca langsung aku telepon Lina untuk make sure bahwa itu beneran Mbak Rini yang aku kenal, dan ternyata iya. Aku langsung merinding, terbayang saat-saat ngajar sekolah minggu bareng, Mbak Rini adalah sosok wanita yang keibuan, sabar, penyayang dan yang pasti setia dengerin curhatan aku.
Sudah lama banget aku nggak ketemu Mbakku yang satu ini, bahkan aku tidak pernah lagi tau khabar mengenainya, setahu aku dulu dia nggak pernah mengeluh sakit, mukanya selalu terlihat fresh. Itulah sebabnya berita ini membuat aku sedikit shock.
Tidak ada yang tahu kapan kita akan kembali ke dalam pangkuan Bapa, tidak ada yang dapat kita perbuat untuk mencegah jika Bapa sudah memanggil kita pulang. Hanya amal ibadah kita yang bisa menghantar kita sampai di pintu Surga.
Jam makan siang, dengan di antar teman kantor aku meluncur ke rumahnya, lumayan jauh juga (dari Palem semi ke Taman Royal 2), sampe sana jam 12.10, belum terlihat teman GSM disana, aku gabung dengan salah seorang orang tua anak SM yang pernah aku ajar. Si tante bercerita kalau 2 minggu yang lalu ketemu mbak Rini di RS Honoris dan bercerita banyak sama si tante tentang penyakitnya. Ternyata setelah itu penyakitnya bertambah parah dan kemudian di operasi. Myomnya sudah menyebar, kemarin sempet koma saat GSM lain jenguk ke RS.
Jenasah baru tiba di rumah sekitar jam 13.00, temen GSM satu persatu berdatangan. Ada K' Max, K' Tanto, ANdre, K' Marison, Sandra dan ntah yang lainnya yang tidak terlihat aku. Begitu sampai, aku memberanikan diri untuk mendekati peti jenasah, penghormatanku buat mbakku terakhir kalinya. Tapi ntah kenapa aku merasa tidak mengenal wajah yang terbaring kaku di dalam peti, dalam benakku terbayang Mbak Rin yang kalem, lembut dan awet muda, tapi sosok dalam peti itu terlihat tua dan kurus sekali, pokoknya berbeda dengan apa yang terekam dalam benakku.
Maafkan aku ya Mbak, aku selalu sibuk dan belum menepati janji untuk main ke rumah mbak Rin, sekalinya main ke sana bukan mbak yang aku temui tetapi orang-orang yang mengasihi mbak Rin, Mbak sudah terbujur kaku dalam peti jenasah
Selamat jalan Mbak Rin... semoga bahagia selalu di dalam pelukan Bapa di Surga
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan penghiburan, Amin
Monday, June 02, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment