KeNaNgAn LaMa
Akhir-akhir ini aku seringkali kepikiran mengenai sekolah minggu, ladang tempatku menabur benih sukacita bersama anak-anak…. Keceriaan mereka masih jelas melekat dibenakku, tawa dan canda teman-teman kecilku terngiang-ngiang ditelingaku. Sedang apa mereka sekarang?? 6 tahun yang lalu mereka masih lucu dan manja, apakah saat ini mereka sudah mandiri?
Sebulan yang lalu, ketika aku menjemput mami di gereja (gereja yang sama tempat aku mengajar dahulu), ada anak laki-laki berseragam SMA datang menghampiri aku, memberikan salam “hai Kak Sisca, apa khabar?” aku terdiam memperhatikan dia, tubuhnya yang tinggi melebihi tinggiku membuat aku harus mendongakkan kepala agar dapat melihat wajahnya. Dia tersenyum, mungkin menyadari kalau aku tidak bisa mengenalinya lagi sekarang. Anak itu tidak berkata apa-apa lagi sampai akhirnya aku menjawab “hai…. Sudah besar yah!”sambil terus berfikir siapa anak itu, aku harusnya mengenalnya karena dia mengenal aku. “iya dong kak, wong kakak aja sudah punya anak”jawabnya sambil tersenyum lagi kemudian dia pamit dan berjalan menjauh dari aku. Aku masih mikir siapa dia, kenapa tidak satu nama mantan teman-teman kecilku yang muncul minimal yang bisa aku tebak . Adikku satu-satunya yang kebetulan juga bersamaku sejak tadi tertawa melihat aku berusaha keras mengingat-ingat, rupanya dia tau nama anak itu, tak tahan melihat aku yang rada pikun ini, akhirnya dia memberitahuku “ci, itukan si Aldo murid cici, masa cici lupa”. “Hmmm…Aldo… Aldo…” yang terlintas dibenakku adalah aldo yang punya nama lengkap Grinaldo, aku inget anak itu karena setiap aku ngadain kuis alkitab dia selalu ikut, tapi yang ini… Aldo yang mana yah??? Oalah…. Iya aku baru inget satu nama itu, Aldo. Dulu masih Aldo kecil yang kadang buat ulah, yup… baru ku inget sekarang, berbeda sekali Aldo yang dulu dengan Aldo yang sekarang, ternyata sudah lama sekali aku meninggalkan teman-teman kecilku sampai-sampai aku tidak lagi bisa mengenalinya.
Sebelum aku resign dari kegiatanku yang paling aku suka itu, ada orang tua dari sobat kecilku yang menyampaikan isi hati anaknya “Kak Sisca, kemarin Fika bilang kalau sudah besar Fika mau seperti kak Sisca loch, padahal dulu-dulu Fika itu pemalu banget, jangankan ngajar, buat baca puisi aja dia nggak mau, tapi sejak sama kak sisca dia jadi berani” Aku Cuma bisa tersenyum sambil dalam hati berdoa Thx God kalau aku bisa jadi berkat buat anak-anak itu. Aku jadi teringat Fika,yah Fika yang pemalu banget, Fika yang pandai baca puisi tapi kalau diminta isi acara natal nggak pernah mau, dan setelah dibujuk dan didekati, dilatih akhirnya dia mau, Fika yang juga mau ikut latihan tambourine bersama temen-temannya yang lain. Apakah dia masih ingat dengat aku? Apakah dia masih ingat dengan keinginannya? Semoga saja…. Walaupun aku sudah tidak ada disana, aku berharap benih yang sudah ditabur bisa menghasilkan tuaian yang baik. Semoga Sekolah Minggu semakin Oke dengan guru-guru muda yang punya potensi dan talenta.
Ps. Buat rekan-rekan GSM, aku disini dikota yang sama dengan kalian tapi aku merasa jauh dari kalian, apakah kebersamaan kita dahulu hilang begitu saja? Apakah dimata kalian aku sudah mati? Apakah ikatan kita terputus? Apakah……. Terlalu panjang pertanyaan yang akan kulontarkan kepada kalian? Satu hal, aku tidak pernah melupakan kalian karena aku sudah menganggap kalian sebagai saudaraku, saudara seiman.
Friday, September 22, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment