Thursday, October 30, 2014

Bermalam di Bethsaida

Akhirnya waktunya telah tiba, setelah ditunda beberapa minggu untuk tindakan laparoscopy, besok aku siap. Hari ini, jam 12 tadi aku masuk RS bethsaida atas rujukan Dr Jusef, semua dicek ulang lagi. Cek darah, rontgen paru & perut, EKG semua dilakukan untuk memenuhi prosedur sebelum operasi. Semoga semua biaya dapat tercover oleh asuransi . 

Jesus bless Me......

Thursday, October 23, 2014

Curhatan siang

Sekali lagi apa yg sudah direncanakan bisa jadi tanpa seijinNya itu tidak akan terlaksana.

Sebenernya sejak hari minggu kmrn aku dan hubby sudah ngatur jadwal operasinya. Direncanakan hari rabu masuk untuj persiapan dan kamis pagi (23 okt) sudah bisa di operasi. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Rabu pagi dapat khabar klo emak Yul (mamanya mami mertua) meninggal. Aku sudah niat mo mundurin op nya supaya kita bisa pulang dulu ke Semarang, tapi hubby ngelarang..... Tetep jalan sesuai rencana aja. Sahabatku dikantor juga bilang demikian, menurut mereka kesembuhanku jauh lbh penting dari sekedar ngurusin orang yang meninggal. Akhirnya ok, jam 14.30 setelah anak2 pulang sekolah, aku diantar hubby ke RS Bethsaida. Sampai disana, langsung ke tempat pendaftaran rawat inap.... Tapi ternyata setelah dokter Jusefnya di konfirm, minggu ini beliau tidak bisa dan diundur hari senin 27 okt. Akhirnya aku pulang kembali ke rumah dan meyakini bahwa emang inilah yg terbaik, jadi mami bisa segera pulang ke semarang buat ngurusin emak yang sudah meninggal. Awalnya aku masih ngerasa peduli dan kasian.... Kami berencana untuk menanggung biaya untuk emak yg terakhir kalinya, tapi begitu aku dengar adiknya mami milih peti mati yg harganya 10 jt aku rada kaget, ga salah yaaa.... Padahal waktu papi mertuaku meninggal aja kami tidak membelikannya peti mati yg semahal itu , kenapa? Karena kmi pikir  ga worth it, peti itu pada akhirnya dibakar dan hancur, yg penting petinya bagus, rapih....... Dan cukup untuk jenasah nya. Biaya yang harus dikeluarkan ga hanya cuma peti mati kan? Makanya kami berusaha mengatur keuangan sedemikian agar cukup dananya. Eh ini malah seenaknya sendiri mentang-mentang ada yg nanggung. Aku yang mau operasi aja mikir gmn caranya agar tabungan masa depan anak2 jangan sampai terpakai untuk aku, jadi aku juga ga rela klo sampai keganggu untuk menutup biaya yang tidak diperhitungkan tsb.

Oppsss jd nggak ihklas deh..... Ngapain aku repot ngurusin, untuk diriku sendiri saja aku rela cari yang lebih terjangkau biayanya, sampai-sampai kayak gini kejadiannya. Op ku tertunda , rasa sakitnya ga kunjung hilang..... Semoga aku masih diberi kekuatan untuk mengatasinya.

Monday, October 20, 2014

Selamat buat presiden pilihanku #jokowi

Setelah sekian lama ga punya rasa terhadap bangsa ini, tidak mau menaruh harap pada negeri ini apalagi pada pemimpinnya, tapi kali ini  aku bisa meneteskan air mata haru memandang Presiden ke 7 dilantik melalui media televisi, ketika ia naik kereta kencana menuju Istana negara dengan diiringi berjuta rakyat Indonesia menunjukkan betapa ia dicintai rakyatnya, semoga ini awal yang baik menuju perbaikan bangsa. Revolusi mental dimulai sejak sekarang.

Tidak ada kemegahan, tidak ada kesombongan, tetapi kerendahatian dan ketulusan terlukis diwajahnya. Selamat menunaikan tugas dan tanggungjawabmu sebagai presiden Pak Jokowi.... semoga Tuhan senantiasa melindungi dan memimpin bapak selalu.

Terima kasih Bapak Susilo Bambang Yudhoyono atas kerjanya selama 10 tahun, semoga bapak diberkati selalu.

Saturday, October 18, 2014

Rencanaku bukanlah rencanaNYA

Apa yang kita atur dan rencanakan belum tentu dapat berjalan sesuai harapan kita walau kelihatannya sepele dan bahkan mungkin bisa terwujud.

Sengaja aku tunda tindakan laparoscopy supaya bisa ngurus BPJS dan berharap semua itu bisa tercover dengan BPJS tapi ternyata setelah kartu jadi, rujukan dapet.... begitu sampai dihadapan dokter spesialis bedah umum (ya terpaksa di rujuk ke bedah umum karena spesialis bedah digestif tidak ada di RSU Siloam ) dokternya hanya geleng-geleng kepala tanda tidak sanggup mengatasi masalahku. Sambil melihat hasil CT Scan yang aku tunjukkan beliau terus gelengkan kepala. Ini harus ditangani oleh Dokter bedah digestif bu, begitu katanya. Dan sedikit mendapat penjelasan dari beliau bahwa tindakan laparoscopy untuk kasusku tidak tercover BPJS , sama seperti penjelasan Dr Jusef yang mengatakan bahwa pemerintah membatasi biaya, kalaupun mau pakai BPJS ya tindakannya laparastomi (buka perut) tapi itu kan namanya cari masalah baru, karena bisa jadi kemungkinan akan adanya perlengketan usus lagi.

Ceritanya rencanaku mo tindakan dengan BPJS gagal, paling tidak aku sudah tidak penasaran lagi karena sudah langsung dengar sendiri dari dokter yang aku temui, walaupun sebelumnya masih ada harapan karena beberapa kali aku tanya  bahkan aku juga sudah menanyakan ke BPJS center yang ada di RSU Siloam, orang tersebut bilang asal itu dinyatakan oleh dokter maka biayanya akan di cover secara penuh oleh BPJS, hal yang sama juga di katakan oleh Budi seorang CS yang bertugas di BPJS hotline. Tapi kenyataannya tidak bisa.

Walau bagaimanapun aku tetap bersyukur, aku tahu Tuhan punya rencana yang lain untukku.... dapat dipastikan IA tidak akan mengecewakan aku, walaupun rencana yang aku buat gagal tapi rencanaNYA pasti jauh lebih baik dari segala yang telah kubuat.

Aku pasrah pada jalanNYA......

Friday, October 17, 2014

siloam lagi

Pagi ini nongkrongin siloam dari pagi, malah hubby jam 5 pagi sudah berangkat kesana buat ambil nomor antrian BPJS di RS Pendidikan Siloam itupun dapet nomor 35 untuk pendaftaran. Jam 8 baru aku datang buat proses pendaftarannya, dilayar tertulis A13 waktu aku baru masuk, 1 nomor sekitar 4 menit lama pelayanannya  tapi untungnya banyak nomor yang skip karena dipanggil tidak ada jadinya jam 9an aku sudah dapat nomor antrian dokter bedah. Tapi ternyata setelah aku ke tempat tunggu poli, rame banget iseng-iseng tanya suster apakah dokternya sudah ada jawabnya "dokter bedah baru ada jam 11 bu" walah..... ga sesuai dengan jadwal dokter yang di monitor,hubby ngedumel.

Ya karena masih ada waktu 2 jam, aku pindah ke RS Siloam buat kontrol ke Dr Jusef , antri lagi di bagian Coorporate Insurrance yang berada di belakang toko buku, dapat nomor 32 sementara dilayar masih nomor 20 it's mean nunggu lagi dech..... tapi kali ini wajah hubby nggak sebete waktu nunggu pendaftaran BPJS (padahal sama-sama nunggu lumayan lama). sekitar 30 menit nomor antrianku dipanggil dan nunggu lagi sebentar untuk konfirmasi pasca rawat inapnya. Setelah selesai aku langsung menuju lorong F (bagian bedah) kasih berkas ke suster dan ternyata Dr Jusef lagi diluar ruangan, di telpon sama susternya dan disuruh nunggu lagi. Hmmm...... urusan sama dokter harus belajar sabar menunggu yaaaaa................ dan Dokternya baru nongol sekitar jam 10.30.

Dikiranya aku balik dan beliau sudah lihat kondisiku yang membaik tapi ternyata masih sakit juga so tetep harus dilakukan tindakan laparoscopy deh. Aku coba ajukan dengan BPJS, beliau geleng-geleng.... katanya Laparoscopy tidak ditanggung BPJS...rupanya aja bagus tapi ada batasan biaya yang tidak diketahui oleh pesertanya, yang dirugikan adalah pihak rumah sakitnya. Itu sebabnya kenapa RS untuk tindakan tertentu menolak BPJS,beda dengan RS Pemerintah yang memang sepenuhnya bisa menanggung biaya tersebut karena ada bantuan dari pemerintah. Artinya BPJSku ga kepake dech dalam kasus ini :(

Karena aku mengeluhkan biaya yang sangat mahal, oleh beliau disarankan ke RS Bethsaida , karena biayanya lebih murah dan beliau juga yang melakukan tindakan, so  aku coba cari informasi biayanya dahulu sebelum ambil keputusan (ribet banget yaaa....maklum asuransinya terbatas bgt)

Semoga semuanya segera selesai, amin......

Saturday, October 04, 2014

Nginep di siloam deh

Akhirnya aku nyerah juga melawan rasa sakitnya, jumat pagi menyerahkan diri ke Siloam buat rawat inap setelah 2 kali menolak rawat inap anjuran dokter inneke (obgyn awal bross) & dokter maya (internist melati).

Waktu masuk emergency aku masih bisa turun dari mobil sendiri, jalan sendiri. Diperiksa oleh dokter jaga (dr. Kristianus) direfer ke Dr internist yakni Dr benyamin Lukito, tp di emergency beliau ga datang, cuma memberikan perintah CT scan dengan kontras aja so setelah hasil lab darahnya keluar aku langsung dibawa ke ruang CT scan, ini kali kedua aku masuk kesana karena sebelumnya 4 tahun lalu aku jg pernah di CT scan dan terdeteksi usus buntu. 


Klo sudah masuk RS hal pertama yang harus diihklaskan adalah biaya.... Begitu masuk sana, langsung segala macam pemeriksaan dilakukan dan itu memakan biaya yang tidak sedikit.
                     (Di ruang IGD)

Siang hari aku dipindahkan ke ruang rawat inap, sebenarnya hubby memilih kelas standard yg hanya berdua saja tetapi karena kelas tsb penuh maka jadi turun kelas ke basic dimana penghuninya 6 orang. Tapi untungnya satu persatu penghuni ruangan baruku pulang, tinggal tersisa 1 oma yang habis operasi usus buntu dan 1 ibu yang lumayan parah sakitnya belakangan diketahui akibat pembuluh darah yang pecah saat sedang shopping di Supermal karawaci. 

Sejak siang dokter silih berganti memeriksa aku, menanyakan lagi perihal sakit yang aku rasakan sampe bosen ceritanya. Jam 6an gitu Dr benyamin datang memeriksa aku, dan beliau juga mengkonsul ke Dr. Bedah digestif untuk memastikan hasil CT scannya dan tindakan apa yang harus diambil.

Agak malam dr yang dikonsul tersebut datang namany Dr Jusef, orangnya kurus tinggi dan ramah. Beliau datang dengan hasil CT scan, menunjukkan hasil bahwa ada usus yang melintir dan dindingnya menebal ( tulisan diketrangan hsl ct scannya spt ini:  Tampak malrotasi usus sehingga jejunum berada di abdomen sisi kanan dg dinding yg menebal. arteri vena mesenterica superior tanpak terpuntir), beliau jg memberi obat dulcolax supaya pup nya lancar krn keliatan dr hasil CT scan banyak tinja nya ( oppss rada jorok ya).

Maka hari ke 2, pagi-pagi sdh dikasih dulcolax supaya bisa pup. Kondisi dari pagi hingga siang membaik.... Mungkin karena tidak banyak aktivitas seperti biasa kali ya tapi keinginan bab yang diharapkan tidak juga datang sampai malam hari jam 20.30 serangan mules datang dan sangat mengganggu.... Awalnya cuma keringet dingin dan merinding nahan sakit pas ada iyen, eh pas iyen pulang Sakit nambah sampe ga kuat tapi tetep ga bisa pup juga.... Hiiickkk sampe keluar air mata nahan rasa mulesnya. Sekitar 1,5 jam ngerasain mules + sakit tak terkira itu sampe akhirnya aku hanya bisa lihat semua menjadi putih dan badan ga kuat lagi untuk duduk tegap di atas kloset tapi saat badan tertelungkup menyentuh paha, saat itu juga pupnya keluar dan banyak (iihh jorok yaaa) dan rasa sakit melilit dan mulesnya berangsur kurang, kesadaran mulai normal kembali dan setelah bersih2 aku kembali ke tempat tidur. 

Aku down banget karena ngerasa sendirian menanggung sakit ini (yaiyalah kan di dalam toilet, hehehee.....) eh tp bukan itu maksudnya... Aku hanya ngerasa seperti ga punya keluarga selain hubby yang setia selalu menemaniku. Padahal aku masih punya mami, 2 org kakak dan adik tapi sampai hari ke 2 aku di RSpun mereka ga kunjung datang even sekedar menghiburkupun nggak. Rasa sakit dan terpukul buat aku makin down :( rasa sakit mulai teratasi ketika aku cukup lelah dan sambil berdoa rosario aku tertidur.

Baru di hari ke 3, minggu siang mereka datang itupun hanya sebentar karena kakakku hrs jemput anaknya di gereja dan akhirnya mami yang memang tinggal di rmhnya dan adikku yang memang datang berbarengan pulang bersama. Ya sudah mau apa lagi, mungkin memang ga penting dan ga perlu kuatir dengan keadaanku kali yaaa..... 

Tp satu hal yang sedikit menghiburku adalah ditemani selvy sepanjang hari minggu itu, dari pagi ga lama hubby pulang buat makan dan mandi Selvy datang dan menemaniku sampai sore jam 4 an gitu, itupun karena akhirnya aku ga tega juga dia keliatan capek menemaniku dan lunch nya hanya diisi roti dan air putih aja


Minggu siang itu aku sudah mantapkan hati untuk pulang paksa, tindakan laparascopy aku minta tunda dulu dengan alasan  anak2ku mau midtest senin dan ternyata bukan cuma itu, keputusanku menunda aku rasa tepat karena ternyata Dear juga sakit, perutnya kembung dan muntah. Selain itu biaya jadi alasan lain.... Setelah hubby tanya biaya laparascopy ternyata 46 jt hanya untuk biaya tindakan pasien kelas basic.. OMG, semoga aku bisa ngurus BPJS dan semoga semua bisa tercover... Dan tepat waktu.