Wednesday, October 23, 2013

SAHABAT


sahabatku………
seberat apapun masalahmu, sekelam apapun beban hidupmu
jangan pernah berlari darinya, ataupun bersembunyi
agar kau tak akan bertemu dengannya
atau agar kau bisa menghindar darinya
karena sahabat…..seberapa jauhpun kau berlari
dan sedalam apapun kau bersembunyi
dia pasti akan menemuimu dalam sebuah episode kehidupanmu

sahabatku……
alangkah indahnya bila kau temui ia dengan dada yang lapang
persilahkan ia masuk dalam bersihnya rumah hati
dan mengkilapnya lantai nuranimu
hadapi ia dengan senyum seterang mentari pagi
ajak ia untuk menikmati hangatnya teh kesabaran
ditambah sedikit penganan keteguhan

sahabatku…….
dengan begitu, sepulangnya ia dari rumahmu akan kau dapati
dirimu menjadi sosok yang tegar dalam semua keadaan
dan kau pun akan mampu dan lebih berani
untuk melewati lagi deraan kehidupan
dan yakinlah sahabat…….. kaupun akan semakin bisa bertahan
kala badai cobaan itu menghantam

diambil dari status FB seorang teman Olshop mbak Sari A.B

The Great Day

Sejak aku belajar NLP, aku ngerasain makin hari langkahku semakin ringan....doa rasario bukan lagi jadi beban, kerjaan kantor aku jalani dengan santai.... menghadapi anak-anak di rumah juga dibawa happy walaupun mereka ngeyel, susah di kasih tau, rebutan sesuatu.... de el el....

Seperti halnya hari ini, walaupun semalam aku mulai tidur cukup larut (sekitar jam 1 pagi), tapi bangun pagi sesuai dengan rencana...jam 5.45 (jam di note bukan di dinding) aku terbangun karena mules. Selesai dengan ritual jasmani, aku turun ke bawah menemani Fy belajar sementara Dear lagi belajar sama papinya. Tidak lupa juga untuk masak nasi dan kembali nemenin Fy sarapan sambil belajar & tanya jawab. Selesai anak-anak sarapan, aku siapkan sikat gigi mereka dan air mandinya... Dear mandi duluan, karena dia tidak segera mengguyur badannya...aku masuk kamar mandi tetapi tetap tenang, aku kasih tau dia untuk basahkan rambutnya, tetapi dia seolah seperti mainan...aku kasih tau dan aku bilang aku akan bantu keramasin dear, walhasil sudah sekian lama anak itu mandi sendiri baru kali ini lagi dimandiin maminya :)

Selesai Dear mandi, aku siapkan air panas buat Fy, aku langsung mandiin & keramasin Fy biar cepet karena waktu terus berjalan, sementara itu Dear berpakaian. Anak-anak siap berangkat sekolah tepat waktu, mereka pergi baru deh aku mandi.

Siang tadi jemput Dear di sekolah (cuma Dear karena Fy sudah di jemput lebih awak oleh emak nya), ketemu miss Christin, guru agama nya Dear. Beliau memberitahu bahwa Dear tidak mengerjakan PR nya padahal dia sudah diberi kesempatan 1 minggu lagi untuk kerjain PR tetapi tidak juga di lakukan, whatss.... aku langsung nyambung karena semalam aku juga sudah tanyakan tentang PR tersebut ke anaknya dan jawabannya adalah " Dear sudah kerjakan kok mami" , aku  perjelas "kerjakan di mana??" karena memang setelah aku periksa buku tulisnya tidak ada jawaban PR tersebut. Awalnya sih dia bilang di buku PS, tetapi karena terbukti tidak ada dia bilang lagi dikertas selembar kali mami trus di kumpul. Oke sampai disini aku percaya pada anakku dan tidak membahasnya lagi.
Sampai pada tadi siang aku kena tegur Miss Christin, karena biar bagaimanapun kesannya aku tidak perhatian pada tugas si anak. Tapi sungguh ternyata siang tadi aku sudah menjadi tuan atas emosiku... aku say sorry to Miss Cristin, kemudian setelah pamit, aku rangkul anakku berjalan menuju parkiran, sambil aku berkata pelan (tanpa emosi) "sayang, tolong lain kali sebelum kamu bantah mami, kamu inget-inget dulu, pikirin dulu kamu sudah melakukan hal yang benar atau tidak,  dalam hal ini kamu sudah kerjain PRnya atau belum...coba klo semalam kamu tidak langsung bantah tetapi inget2 dan kemudian dikerjakan PRnya, pasti hari ini Ms Christin tidak menegurmu dan menyuruh kerjain PR di jam ujian tadi" 

Sampai di rumah, kami makan siang, Dear juga mau makan sambil duduk di kursi meja makan (biasanya dia paling susah klo suruh makan di meja makan, maunya di sofa sambil duduk santai gitu deh), setelah itu ku siapkan bahan ujian besok...buka buku pelajarannya dan memberitahukan supaya dia belajar. Sekali lagi tanpa bantahan, dia mengiyakan. Semua beres, aku balik ke kantor lanjut dengan kerjaan (yaaa sambil browsing juga, hehehehe)

Yess...semoga aku bisa lebih baik lagi untuk selanjutnya...bukan cuma kepada anak2ku tetapi kepada setiap orang

Thanks GOD buat kesempatan belajar hal yang baik ini


"Get the life you want" Richard Bandler




Friday, October 11, 2013

Doaku terkabul

Tuhan memang baik banget buat aku.... berkatNya selalu baru setiap hari.

Setengah bulan yang lalu hubby minta aku buat doa rosario di bulan oktober ini...walaupun sebenernya ada rasa enggan, tetapi aku iya kan juga demi menyenangkan hatinya (karena aku sayangggg banget sama dia dan ga mau buatnya kecewa), tetapi karena dari tanggal 28 Sept- 4 Okt 2013 aku training, pergi pagi pulang malam...badan capek jadi aku baruu mulai doa rosario itu tanggal 7 (hehehe....soalnya sabtu minggu juga masih kerasa capek banget)
Tapi luar biasa loch kuasa doa itu, di dalam doa aku selipkan minta diberikan seorang penyewa apartemen supaya apartemenku segera terisi (sudah 2 bulan ini kosong, jadi ada tambahan biaya maintenance yang harus aku tanggung) dan baru saja 2 kali doa, sudah ada beberapa orang yang telp menyanyakan apartemen , padahal sebelumnya sudah 2 minggu tidak ada yang telp aku. Hari rabu sore juga ada yang telp mau melihat unitnya, kita buat janji di hari kamis sore dan luar biasa, ketika masuk ke dalam ruangan, orang itu langsung deal tanpa pikir panjang. Wuah.... senengnya, malam hari dia langsung transfer tanda jadi tanda keseriusannya dan hari ini aku siapin dokumen perjanjian sewanya karena besok pagi kita bertemu lagi untuk serah terima kunci.

Barusan, ada sms masuk di hpku....orang yang juga telp di hari rabu dan ingin lihat unitku sore ini, tapi karena sudah tersewa aku bilang "Maaf yaaa baru saja tersewa orang lain"

TUHAN selalu mendengarkan permohonan kita jika itu berkenan dan baik untuk kita pasti dijawabNYA "OKE" dan terkabullah permohonan kita

Semoga TUHAN kabulkan juga permohonanku yang lain yakni untuk pak Yakob yang sedang tertimpa masalah...semoga beliau bisa segera terbebas dari penjara dan kembali kepada keluarganya, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan bayar sewa rumah, amien.



Friday, October 04, 2013

Pengalaman belajar NLP

Sudah 13 tahun saya terbelenggu dengan pekerjaan sebagai accounting & tax yang sering kali menghadapi setumpuk masalah dan hal itu memicu emosional saya.Setumpuk yang saya maksud adalah masalah yang satu belum selesai, datang masalah lain....belum rampung sudah dapat lagi masalah baru. 
Sebenarnya saya sadar itu masalah perusahaan dan bukan masalah saya tetapi entah kenapa saya yang merasa berbeban berat dan stress. Kalau sudah stress fisik kena imbas, rungsing,sakit kepala dan maag. Dan pada akhirnya keluarga yang dirugikan, ketika emosi naik rasanya semua salah dimata saya. 
Melihat kondisi saya yang seperti itu terus-menerus, mantan pacar yang sekarang menjadi hubby menyarankan agar saya ikut training NLP. Menurutnya itu baik untuk saya karena saya bisa mengatasi diri sendiri, bahkan bisa keluar dari belenggu yang saya alami dengan berganti profesi. Tentu saja saya menolak karena saya tidak tahu apa itu NLP, dan bagaimana mungkin NLP bisa sedemikian dasyatnya. 
Setiap kali hubby meminta saya membaca buku-buku yang berkenaan dengan NLP saya cuekin, tetapi suatu hari dia berbicara mengenai anak kami yang paling besar, Dear si anak usia 8,5 tahun yang sedikit berbeda dengan anak lain seusianya, yang menurutnya perlu belajar NLP agar Dear bisa mengubah pola belajarnya, aku mulai tertarik. Mulai muncul pertanyaan dalam hati sebenarnya apa sih yang ada dalam ilmu NLP itu?,bagaimana NLP bisa mengubah pola belajar anak?bagaimana NLP bisa mengajari anakku menghafal?Bagaimana NLP bisa mengatasi emosi anak-anak ?bagaimana NLP bisa membuat seorang anak percaya diri? Dan masih ada seribu satu macam pertanyaan muncul dikepalaku. Walaupun saat itu mulut masih berkata tidak, hati ini mulai goyah dan penasaran.

Singkat cerita, saya mulai membuka diri untuk menerima sedikit informasi mengenai NLP dan konyolnya, ketika disuatu kesempatan saya ngobrol sama si Bos dan beliau menanyakan tentang rencana saya dalam tahun ini saya menjawab akan belajar NLP dan jawaban itu mengalir gitu saja sampai-sampai beliau bingung karena tidak sesuai dengan pekerjaan saya bahkan beliau juga tidak tahu apa itu NLP.
Keiinginan belajar itu makin hari makin jelas, ketika suami dipinjamkan sebuah buku NLP dari seorang kawan yang berjudul NLP in action,saya baru melihat bukunya dan sekilas isi didalamnya , satu kata yang keluar dari mulut saya "busyet..." langsung kebayang dalam pikiran klo kelihatannya asyik juga ya seandainya aku menguasai ilmu ini, banyak hal yang bisa dikendalikan, akhirnya saya mengakui apa yang hubby saya katakan benar.

Sejak saat itu saya mulai mencari tahu training NLP, mulai mendata orang-orang yang punya kompetensi dibidang NLP, yang memiliki pengalaman dan biayanya masuk dalam budget. Setelah mendapatkan data sesuai dengan yang saya inginkan, saya putuskan untuk mengikuti kelas NLP yang diselenggarakan oleh Sinergy Lintas Batas. 

Ketika mulai mengikuti kelas hari pertama di sabtu pagi, pak Ronny mengatakan "saya adalah tuan atas pikiran dan emosi saya" saya exited sekali mengikuti ucapannya karena memang itulah goal saya mengikuti kelas NLP. Sesuatu banget deh rasanya melewati hari pertama pelatihan, apalagi dibawakan oleh trainer seperti pak Ronny yang mampu membuat suasana kelas selalu ceria dengan materi yang disampaikannya. Pulang ke rumah dalam kondisi sangat lelah karena selain seharian belajar di kelas,saya juga harus melewati perjalanan selama 90 menit di jalan walaupun sebagai penumpang karena suami saya menjemput. Biasanya dalam kondisi lelah emosi saya mudah terpancing, tetapi ternyata hari itu saya bisa happy dan melihat anak-anak pada konteks yang berbeda... Prilakunya mereka dimata saya sekarang adalah kelucuan mereka. Sungguh luar biasa ternyata bahwa kita mampu menguasai emosi dan menjadi tuan atasnya.

Hari kedua, minggu pagi jam 7 saya sudah sampai di hotel dan siap mengikuti kelas training. Saya berangkat sendiri dengan semangat dan keberanian. Satu persatu keluarga baru saya datang dan kami sempat berfoto-foto sebelum kelas dimulai. Jarang sekali saya temui rasa kekeluargaan dibangun dengan begitu mudah dan begitu cepatnya, dan kami mulai mempraktekkan teknik yang diajarkan pak Ronny dengan pasangan disebelah kami, pasangan yang akan selalu berganti karena setiap selesai break kami diharuskan berpindah tempat duduk. Jam 6.30 kelas NLP diakhiri, kembali saya yakinkan diri sendiri bahwa saya akan baik-baik saja dijalan dan saya melajukan mobil dalam kecepatan sedang masuk tol semanggi menuju tomang. Karena menikmati perjalanan,saya kebablasan melewati garis batas untuk mengambil ke kiri menuju Tomang sementara itu ada dua orang polisi berdiri diujung perbatasan tersebut. 
Opss.... Sambil melaju rasa cemas mulai muncul, saya tidak tahu jalan apa yang akan saya lalui, hanya seorang diri. Saya coba menghubungi hubby di rumah, tapi berkali-kali saya telepon berkali-kali juga telepon itu tidak diangkat. Saat panik itu semakin kuat, saya berusaha mengendalikan otak saya untuk berfikir tenang, coba merepresentasikan apa yang ada di jalan itu menjadi sesuatu yang menyenangkan, saya membayangkan jalannya, meminta tangan saya berkoordinasi dengan stir agar mengarah ke jalan yang sesuai, jalan menuju rumah. Saya mulai ambil jalan ke kiri, dan tidak jauh kemudian ada pintu keluar jelambar.... Thanks God, rasa lega sedikit mulai terasa,paling tidak saya tidak nyasar terlalu jauh. 

Setelah keluar tol, rasa lega terganggu lagi dengan kemacetan, bajaj yang seenaknya memotong jalan buat saya jengkel. Kembali teknik nlp saya pakai, dengan mapping across,membayangkan rupa bajaj yang menyebalkan menjadi bajaj terbalik dan supirnya ngejengkang... Dan itu sangat menghibur. Akhirnya jalanan ruwet nan macet yang ngeselin itu saya coba submodality dengan sesuatu yang menyenangkan, saya bayangkan saya sedang bermain bumper car di jalan raya, bersama kakak dan adikku. Dan itu mengantarkan saya kembali ke rumah dengan selamat. Dan luar biasanya lagi, setelah saya sampai rumah, melihat hubby yang sebelumnya sudah buat aku panik karena tidak mengangkat telepon, seharusnya saya marah kenyataannya saya malah kangen dan senang. Dan sekali lagi saya mampu menguasai emosi saya.

Hari ketiga dan seterusnya banyak hal-hal luar biasa yang saya alami dan takjub akan perubahan diri saya sendiri,bagaimana sensory acuity bekerja dengan sangat baik bahkan bisa membawa perubahan untuk anak, keluarga dan teman-teman. 

Yang juga terkesan bagi saya ketika di hari ke lima saya merasa down, rasa itu terjadi mulai hari ke empat malam, saat saya pulang ke rumah dan anak-anak sudah tidur, membaca communication book mereka dan ternyata anak-anak memiliki PR dan ulangan untuk esok hari, saya belum mengajari mereka, saya tidak menemani mereka belajar di hari itu saya merasa sedih. Dan ketika pagi harinya di hari kelima, saya dibangunkan oleh Dear dan mengatakan dia tidak siap untuk test hari itu, rasanya saya mau menangis karena saya tidak bisa mendampinginya, saya berusaha kuat, saya katakan padanya "sayang, kamu bisa dan kamu mampu... Kamu sudah bisa menunjukkan nilai-nilai yang baik kepada mami maka hari ini juga kamu bisa menghasilkan nilai yang baik untuk ulanganmu hari ini. Saya ambil pin NLP yang saya peroleh ketika memberikan contoh di kelas dan saya berikan pin itu kepada Dear. "Sayang, pin ini mami dapatkan waktu mami bisa jawab pertanyaan bapak guru mami, mami seneng banget karena ini hadiah yang mami dapat dari hasil belajar,klo Dear dapat hadiah karena Dear mendapatkan nilai yang baik apa yang kamu rasakan? Dear menjawab: "seneng banget donk mami" . Oke, kalau gitu pin ini untuk kamu dan ingatlah selalu bahwa untuk mendapatkan hadiah kamu harus memperoleh nilai yang baik dan untuk itu kamu harus rajin belajar. Saat itu juga aku buat anchor untuk Dear melalui pin tersebut. Dan Dear langsung berdiri,dia berjalan menuju meja bukunya dan mengambil buku itu untuk dipelajari.

Walau demikian, hatiku tetap terasa sedih, berat rasanya langkah hari itu karena ada dua perasaan yang campur baur ga karuan, dibalik rasa bahagia karena aku dapat ilmu baru lagi, ada perasaan sedih karena harus meninggalkan anak-anak dan membiarkan mereka belajar sendiri, pulang sekolah bukan dengan maminya, makan siang tanpa maminya dan tidak ada kesempatan bermain dan curhat sama maminya.Ketika sesi hari kelima berakhir, saya datang kepada guru saya dan minta tolong untuk dibuang rasa sedih saya karena saya berfikir kalau seperti ini saya tidak bisa melanjutkan hari berikutnya. Mungkin bisa dengan visual squash techniques. Tetapi apa kata beliau? Chika, tidak ada yang perlu dikalahkan... Adalah bagus kamu merasa sedih saat kamu meninggalkan anak-anakmu itu tandanya kamu sayang kepada mereka. Sekarang kamu pikirkan 1001 alasan mengapa kamu berada disini untuk belajar. Bukankah untuk kebaikannya? Beliau mengumpamakan jika anak sakit dan harus minum obat sementara anak itu tidak mau, apakah kita tega untuk tetap memaksanya minum obat? Dan saya dapat pencerahan atas kata-kata beliau, saya pulang dan sepanjang jalan memikirkan alasan-alasan apa yang membawa saya sampai ke kelas training NLP tidak lain dan tidak bukan untuk anak-anak saya, saya belajar memahami kharakter mereka dengan memposisikan diri sebagai mereka, saya mengatasi emosi saya, saya belajar membuang old belief mengenai pola mengasuh anak yang otoriter dan menggantikan new belief yang lebih baik dengan pola mengasuh anak yang komunikatif, dan masih banyak alasan lain sehingga memantapkan saya kembali melangkah di hari ke enam dan juga hari ini.

Jika saya yang awalnya menolak untuk belajar mampu belajar dan berubah untuk hidup yang lebih baik, bahkan juga berpengaruh kepada keluarga dan orang - orang disekitar kita, bisa dipastikan bahwa orang lainpun bisa termasuk juga anda. 

Salam sukses